Selasa, 24 Oktober 2017

Belajar dari kisah Semut Ibrahim

SEMUT IBRAHIM

Ketika Namrud memutuskan untuk melemparkan Ibrahim ke dalam api, seekor semut mendengar kabar itu. Si semut lantas berpikir, "Apa yang harus kuperbuat? Bagaimana mungkin aku sanggup menolong khalilullah? Tak boleh bagiku untuk berdiam diri dan membiarkan itu terjadi karena Allah akan mempertanyakanku pada hari kiamat."

Si semut pun membuat bejana dari kayu kecil, lalu pergi ke danau dan memenuhi bejana yang dibuatnya itu dengan air. Ia memikul bejana air itu dengan susah payah di atas punggungnya. Langkahnya pasti menuju tempat api yang telah dinyalakan oleh Namrud. Dalam perjalanan ke sana, si semut bertemu dengan seekor gagak, lalu si gagak bertanya dengan perasaan aneh,

Gagak : "Mau ke mana kau semut?"

Semut : "Aku mau ke kota raja."

Gagak : "Apa yang kamu pikul itu sampai-sampai kau begitu payah membawanya?"

Semut : "Aku membawa bejana berisi air."

Gagak : "Untuk apa air itu?"

Semut : "Tidakkah kau mendengar bahwa Namrud laknatullah telah menyalakan api untuk membakar Khalilullah Ibrahim ‘alaihis salam?"

Gagak : "Tidak, aku belum mendengar kabar itu. Namun, aku tak mengerti hubungan itu dengan air yang kau bawa ini?"

Semut : "Aku ingin turut ambil bagian untuk memadamkan api si Namrud."

Gagak (seraya mencemooh) : "Hai semut bodoh, apakah kau merasa yakin bahwa dirimu bisa memadamkan api besar Namrud dengan sedikit air dalam bejana kecil ini?"

Semut : "Aku tahu bahwa aku takkan mampu memadamkan api besar itu karena hal itu memang berada di luar kemampuanku. Akan tetapi aku melakukan ini karena dua alasan."

Gagak : "Apa kedua alasan itu?"

Semut : "Aku memastikan (di posisi mana aku berdiri) dan mengetahui sasaranku sehingga aku tahu apa yang kutuju. Dengan demikian aku bukanlah jenis makhluk yang tak peduli sehingga rela dengan keburukan yang terjadi. Aku harus punya andil untuk memberikan pertolongan meskipun itu di luar kemampuanku."

Gagak: "Apa alasan kedua?"

Semut : "Agar aku punya alasan yang benar di depan Rabb-ku. Aku mengetahui khalilullah akan dibakar tapi aku tak melakukan apa-apa? Oleh karena itu aku bangkit memberikan bantuan sebesar kemampuanku. Aku tak mau membiasakan diri hidup tanpa kepedulian."

Gagak pun mencemooh seraya meneruskan perjalanannya sambil tertawa. Adapun si semut yang tulus, ia berjalan terus menuju api Namrud dengan hati yang dipenuhi tekad kuat dan iman.

//DIringkas Oleh
Muhammad Robby Kaharudin

Dakwah Kampus & Penerapan Manajemen Strategis

*Penerapan Manajemen Strategis*

Dalam dakwah kampus upaya untuk menerapkan manajemen strategis adalah sebuah keniscayaan. Agar dlm perjalanan tidak reaksioner dengan cara kerja seperti pemadam kebakaran yang sporadis dan tidak tertata dengan baik.

Manajemen strategik merupakan sekumpulan keputusan atau tindakan yg menghasilkan perumusan dan pelaksanaan rencana-rencana yg di rancang untuk mencapai tujuan. Manajemen strategik berisi pola pikir strategik yg dikombinasikan dgn fungsi-fungsi manajemen yaitu perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan.

Dakwah Kampus harus mempunyai perencanaan untuk menjawab berbagai tantangan dan tuntutan zaman. Ada dua jenis perencanaan, yaitu: 1. Perencanaan strategis, yang disusun untuk mencapai tujuan umum organisasi, yaitu dengan melaksanakan misi organisasi, dan 2. Rencana operasional, yg merupakan rincian tentang bagaimana rencana strategik dilaksanakan.

1. Rencana strategis
Rencana strategis sering juga disebut perencanaan jangka panjang _(longe range planning)_ adalah proses pengambilan keputusan yang menyangkut tujuan jangka panjang organisasi, kebijakan yg harus di perhatikan, serta strategi yang harus di jalankan untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut. Untuk melaksanakan strategi tersebut harus pula disusun program kerja yang terinci, mencakup kegiatan yang harus dilakukan, kapan harus dimulai, kpn harus selesai dan siapa yang harus bertanggung jawab, serta sumber daya manusia yang diperlukan.
Singkatnya perencanaan strategik adalah proses perencanaan jangka panjang yang sudah di sepakati secara kolektif, yang digunakan utk merumuskan tujuan organisasi serta cara menghadapi permasalahan yang mungkin muncul dalam dakwah kampus. Kelebihan jika elemen dakwah kampus Memiliki rencana strategis adalah terkontrol nya tujuan organisasi meskipun berganti-ganti kepengurusan. Sehingga kepengurusan baru tidak berangkat dari titik nol, tetapi hanya melanjutkan dan melakukan pengembangan program satu tahun kepengurusan. Secara sederhana fungsi Renstra (rencana strategis) adalah membingkai kerja dakwah dari generasi ke generasi agar dakwah kampus tetap berada di jalur yang benar dalam mencapai tujuan.

2. Rencana operasional
Rencana operasional terdiri dari dua bentuk, yaitu: (1) Rencana sekali pakai _(single use plan)_ yakni rencana yang disusun untuk mencapai tujuan tertentu dan di bubarkan segera setelah tujuan ini tercapai. Contoh; agenda temu kader. (2) rencana permanen _(standing plans)_, yakni pendekatan yang sudah di standarisasi untuk menghadapi situasi berulang dan dapat di ramalan sebelumnya. Contoh: agenda PMB

Unsur pengambilan keputusan merupakan unsur penting dalam langkah yg akan diambil untuk menghadapi masalah-masalah dalam organisasi. Aktivis dakwah harus mengambil keputusan tentang prediksi-prediksi situasi yang akan terjadi dimasa datang. Misal kondisi birokrasi kampus, langkah-langkah apa yang akan dilakukan oleh dakwah kampus dan sebagainya. ADLPM harus memutuskan sesaran yang akan dicapai, menganalisis sumber daya yang dimiliki dan bagaimana mengaplikasikan nya. Dalam hal ini diperlukan sikap fleksibelitas di dalam menghadapi perubahan.

Muhammad Robby Kaharudin
Diringkas dari tulisan; Ari Afdilah (UGM)